Skip to main content

[Cerita Mini] Cermin


Sekolah Menengah Atas Santa Veronica menyimpan suatu rumor yang dipercaya oleh sebagian besar siswanya. Untuk menuju ke lantai dua, siswa-siswi bisa menggunakan dua tangga yang terletak di kanan dan kiri. Pada tangga yang berada di sebelah kiri, ketika siswa-siswi menggunakan tangga itu, mereka akan melihat sebuah cermin yang tertempel di tembok. Konon, cermin itu merupakan portal menuju dunia lain. 

"Bohong," kata Peter. 

"Rumor ini sudah ada dari dulu, tentunya sebelum kita bersekolah di sini," kata Regina. 

"Namanya juga rumor, masih belum tahu benar atau tidak. Bahkan, bisa saja itu tidak benar sama sekali," kata Peter. 

"Iya, sih," balas Regina. 

"Kemarin, ada yang berdiri di depan cermin itu dan berusaha membuktikan. Tapi, kamu sudah tahu, hasilnya nihil," kata Kevin.

KRIIIING!! 

Jam pelajaran pertama dimulai. Mereka kembali ke tempat duduk masing-masing dan mengambil buku mereka yang ada di loker meja. 

                                       ---

Pukul 16:00, selesai dari tugas piket, Peter menuruni tangga dari lantai dua dengan menggunakan tangga sebelah kiri sendirian.  Suasana sekolah saat itu sangat sepi karena sudah banyak siswa-siswi yang pulang. Saat menuruni tangga, dia melihat cermin yang ada di dinding. 

Dia teringat dengan cerita Regina tadi pagi. Dia melihat dirinya sendiri di dalam cermin itu. 

Cermin seperti ini bisa menciptakan mitos tidak masuk akal, batinnya. 

Dia iseng menyentuh cermin tersebut dan kaget secara bersamaan. 

Tangannya masuk ke dalam cermin. 

Dia menarik tangannya lagi. Tidak percaya dengan apa yang dia lihat. 

Aku menembus cerminnya? batinnya dalam hati dengan jantung yang berdegup. Apa ini portal yang dimaksud?

Karena rasa penasaran dan ingin membuktikan sendiri. Peter memasukkan tangannya lagi ke dalam cermin, dilanjutkan dengan anggota badannya yang lain. 

Peter melihat ke sekelilingnya. Tempat yang dia pijaki sekarang sama dengan tempat sebelumnya, tangga menuju lantai satu. Tetapi, bedanya, tangga tempat dia pijaki sekarang berada di sebelah kiri, bukan sebelah kanan. 

Tangganya terbalik? Kenapa?

Peter menuruni tangga. Suasanya sepi seperti suasana di tempat sebelum dia masuk ke dalam cermin. Saat memijakkan kakinya di anak tangga terakhir, seseorang mendorongnya dari belakang. 

Peter terjatuh dan mengaduh. Dia melihat ke arah belakang dan menemukan Kevin dan beberapa anak laki-laki di kelasnya. 

"Apa-apaan ini?" lirih Peter. 

Peter berusaha berdiri. Tetapi, Kevin menendang perutnya. 

"Akh!" teriak Peter. 

Dia mendengar teman-temannya tertawa mengejek.

Kenapa? Ada apa? Kenapa aku dipukuli? batin Peter sambil menahan sakit. 

Peter tidak tahu apa yang terjadi. Peter berusaha bangkit berdiri dan melawan Kevin. Dia melayangkan tinju ke arah perut Kevin. Kevin mengaduh dan teman-teman kelasnya yang lain berusaha melawan Peter. Peter memukul mereka satu per satu dan berlari menuju cermin untuk kembali ke dunianya. 

Dunia ini sangat aneh.

Setibanya di depan cermin, Peter mengulurkan tangannya ke arah cermin itu dan siap masuk ke dalamnya. Namun, cermin itu tiba-tiba saja pecah di bagian tengahnya. Beberapa serpihan cermin itu terjatuh di lantai. 

Peter terkejut. Dia tidak tahu kenapa cerminnya bisa pecah. Padahal, dia harus kembali ke dunianya. 

Kenapa cerminnya pecah?

Peter meratap. Tidak tahu harus berbuat apa. 
Seseorang mencekram kerah kemeja Peter dan menariknya dengan kasar. Peter tidak bisa berbuat apa-apa saat menerima pukulan dari teman-temannya. 

                                       ---

Kevin memperban buku-buku jari tangan kanan Peter di UKS. 

"Kalau ingin mematikan serangga, tidak usah pakai tinju segala," kata Kevin sambil menghela napas.

"Hehe," Peter membalas perkataan Kevin dengan tawa kecil. 

"Wajahmu juga babak belur. Sebenarnya, apa yang kamu lakukan, sih?" tanya Kevin keheranan. 

"Tadi serangganya terbang di depan wajahku. Aku kesal dan mau memukulnya. Tapi, aku malah meninju wajahku sendiri," jawab Peter dengan tersenyum. 

"Bodoh," balas Kevin sambil mengobati wajah Peter dengan kapas dan obat luka.

"Cerminnya sampai pecah begitu. Kamu sudah pasti ketahuan karena di tangga itu ada CCTV " tambah Kevin dengan nada sedikit khawatir. 

"Mengganti cermin itu hal yang gampang," jawab Peter sambil tersenyum. 

Comments

Popular posts from this blog

[Cerita Mini] Peri di Halaman

Aku mengambil sandal yang ada di rak sepatu, memakainya, dan berjalan menuju halaman rumah sambil membawa ponsel.  Akhir-akhir ini, setiap pagi di hari libur, aku suka memotret tumbuhan-tumbuhan yang ada di halaman rumahku. Walaupun kecil, halaman rumahku memiliki banyak tumbuhan. Bunga mawar, bunga bougenville, bunga kembang sepatu, bunga kamboja, dan bunga-bunga kecil lain yang tidak kuketahui namanya. Bunga-bunga itu tidak ditanam di pot, melainkan langsung ditanam di tanah. Penempatan setiap bunga dibuat rapi di depan teras rumah dan saling bersebelahan. Di sisi kanan, terdapat rak pot yang ditumbuhi oleh tanaman-tanaman daun, seperti pohon beringin, bonsai, lidah mertua, dan lain-lain. Di seberang rak pot, terdapat pot-pot besar untuk tumbuhan yang ukurannya juga besar, seperti monstera, kuping gajah, dan aglaonema. Di tengah halaman, terdapat jalan berbatu. Di kanan-kiri jalan berbatu, tumbuhan-tumbuhan lain juga tumbuh, seperti daun clover, bunga petunia, dan bun...

[Cerita Pendek] Terlambat

⚠️Peringatan Pemicu⚠️ Kekerasan dalam pacaran, kata-kata kasar, adegan kecelakaan.  Cerita ini mengandung kata-kata dan aksi yang mungkin tidak disukai atau membuat sebagian pembaca tidak nyaman. Dimohon kebijakan pembaca saat membaca cerita ini. Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi. Nama tokoh, latar tempat, dan alur cerita merupakan fiksi dan tidak ada di dunia nyata.  Selamat membaca.                                            --- "Lo serius, Mel?"  Kania melihat ke arah temannya itu dengan tatapan dan nada bicara heran.  "Lo balikan lagi sama dia?" tanya Kania memastikan teman yang ada di depannya. Teman yang ada di depannya hanya menunduk sambil memainkan kuku jari telunjuk tangan kiri dengan tangan kanannya.  "Gue ga habis pikir sama lo, Mel. Lo udah diselingkuhin tiga kali, ditampar, dikata-katain, dan kejadian-kejadian itu ga bikin lo s...

[Cerita Pendek] The Killer

⚠️PERINGATAN PEMICU⚠️ Darah, pembunuhan, kata-kata eksplisit, benda tajam.  Cerita ini mengandung kata-kata dan aksi yang mungkin tidak disukai atau membuat sebagian pembaca tidak nyaman. Dimohon kebijakan pembaca saat membaca cerita ini. Cerita ini adalah cerita fiksi. Nama tokoh, alur, dan latar tempat sepenuhnya fiksi dan tidak berdasarkan kejadian nyata.                                         --- " Guys ! Tessa meninggal!" Suara itu datang dari arah pintu kelas 8A. Yoga yang membawa berita kematian menunjukkan wajah kecapaian, mungkin karena dia habis berlari.  "Tessa? Maksud lo Tessa anak kelas kita? Tessa Sabrina?" tanya Feni. "Ya, iyalah. Tessa siapa lagi?" balas Yoga.  Jawaban dari Yoga membuat seluruh kelas riuh. Anak-anak kelas lain yang lewat mendengar kabar itu dan menunjukkan wajah terkejut.  "Lo tau darimana?" tanya Johan.  " Genk nya Te...