Akhirnya, hari ini, aku sudah wisuda. Orangtuaku jadi tidak perlu mengeluarkan uang kuliah untukku lagi. Walaupun aku tahu aku pasti akan tinggal di rumah orangtuaku terus (setidaknya sampai aku menemukan pasangan hidup dan keluar dari rumah orangtuaku), setidaknya pengeluaran orangtuaku berkurang.
Aku berniat mencari pekerjaan. Sekarang tidak perlu keluar rumah untuk melamar pekerjaan (tapi, tapi, keluar rumah untuk melamar pekerjaan masih ada dan terjadi di zaman sekarang). Cukup buka aplikasi media sosial untuk mencari info lowongan di akun-akun tertentu dan aplikasi khusus mencari kerja. Aku belum pernah mengikuti magang saat kuliah karena terus ditolak. Tapi, aku mengikuti kegiatan organisasi jurusan dan organisasi kegiatan mahasiswa (seperti ekstrakurikuler kalau di SMP dan SMA). Yang kutahu, pengalaman organisasi adalah nilai tambah saat melamar pekerjaan.
Aku ingin mendaftarkan diri di suatu bidang pekerjaan impianku. Tapi, kualifikasinya sangat banyak. Aku belum punya kualifikasi semacam itu. Bahkan, belum punya portofolionya. Aku membeli beberapa les online murah dan mempelajarinya. Setelah kulihat, materinya sangat banyak. Butuh waktu lama untuk mempelajarinya.
Aku belajar setiap hari. Saat aku mulai bosan belajar, aku main game kesukaanku. Celakanya, kadang aku terlalu larut dalam permainan yang sedang kumainkan. Ya, begitulah.
Karena aku tahu aku akan menganggur untuk beberapa bulan ke depan, sambil belajar aku membuka toko online dan menjadi dropshipper aksesoris ponsel. Ini salah satu usaha yang aku lakukan untuk mencari uang dari rumah. Aku menemukan supplier yang terpercaya dan mulai berjualan. Awalnya memang sulit, tidak ada yang beli. Aku berusaha mempromosikannya di beberapa media sosialku, sekaligus mengajak orang-orang untuk mengikuti akun media sosial tokoku. Dari situ, ternyata ada yang memperhatikan tokoku dan membeli barangku. Senang sekali rasanya.
Aku sangat beruntung orangtuaku tidak memaksaku untuk punya pekerjaan ini-itu dengan gaji tinggi. Orangtuaku tahu bahwa mencari pekerjaan tidak mudah. Yang penting, untuk orang yang baru lulus, pengalaman itu nomor satu.
Selesai belajar atau disela-sela kegiatan belajar (hei, kadang aku bosan menatap layar laptop), aku membuka media sosial dan melihat lowongan magang dan kerja. Kualifikasi lowongan suatu pekerjaan antara perusahaan yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Misalnya, di pekerjaan A dari perusahaan X, seseorang harus bisa melakukan 1, 2, 3, dan 4. Tapi, di perusahaan Z di pekerjaan A, seseorang harus bisa melakukan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Aku berpikir, zaman sekarang setiap orang harus punya banyak kemampuan. Tetapi, saat aku melihat media sosial salah satu akun yang membahas tentang pekerjaan, ada beberapa perusahaan yang meminta kualifikasi yang tidak sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya, di pekerjaan A, seseorang harus bisa mengerjakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Padahal, 7 itu tidak ada kaitannya dengan pekerjaan A. Kadang-kadang, ada perusahaan yang mencampur-campurkan job description (mungkin ini kata-kata yang tepat, job description) dua pekerjaan dan dijadikan menjadi satu pekerjaan.
Aku berpikir lagi, di zaman sekarang selain harus belajar dengan giat juga harus jeli dalam melihat job description. Aku merasakan dampak media sosial dan teknologi saat itu.
Melihat konten-konten di media sosial, banyak yang ingin kulakukan. Aku melihat banyak orang yang bisa menggambar, mendesain konten, menulis cerita, dan membuat aksesoris. Aku tertarik dengan itu semua dan mencobanya.
Menganggur seperti sekarang membuatku bisa melakukan banyak hal. Tapi, ya itu, belum ada penghasilan dari itu semua. Menurutku, ada baiknya mencoba dan melakukan banyak hal selagi masih muda. Sekarang, waktuku diisi dengan banyak hal selain belajar untuk persiapan kerja.
Nah, saatnya kembali belajar untuk persiapan kerja.
Comments
Post a Comment